Sedikit Tentang Derajat Keasaman Cairan Tubuh

Salah satu karakteristik penting dari cairan yang terdapat di dalam tubuh kita adalah derajat keasaman. Cairan tubuh yang dimaksud dapat berupa darah atau pun cairan yang lainnya. Derajat keasaman ini diukur dalam pH. Secara sederhana pedomannya seperti ini:
  • Cairan yang netral itu memiliki pH 7.0
  • Cairan dengan pH kurang dari 7.0 bersifat asam
  • Cairan dengan pH lebih besar dari 7.0 bersifat basa/alkali
Bagaimana halnya dengan makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari? Terdapat bahan-bahan pangan nabati maupun hewani yang bersifat asam, namun terdapat pula bahan-bahan pangan nabati dan hewani yang bersifat basa.


Kesehatan tubuh kita sangat dipengaruhi oleh derajat keasaman cairan yang terdapat didalam tubuh. Asam-basa darah di tubuh kita harus dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH sangat kecil pun dapat memberikan dampak yang serius terhadap beberapa organ tubuh.

Bagaimana Mekanisme Pengendalian Asam-Basa Darah?

Pertanyaannya, apakah tubuh kita dapat mengendalikan asam-basa carian tubuh (darah)? Jawabannya tentu saja ya. Pertama, jika terjadi kelebihan asam dalam tubuh maka organ ginjal kita akan membuangnya keluar, sebagian besar dalam bentuk amonia. Jadi, ginjal itu memiliki kemampuan mengatur seberapa banyak asam atau basa yang harus dibuang keluar dari dalam tubuh kita. Hal ini biasanya akan berlangsung selama beberapa hari.

Kedua, tubuh kita memiliki pH Buffer dalam darah yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari perubahan pH darah yang terjadi secara tiba-tiba. pH Buffer ini bekerja secara kimiawi meminimalisir perubahan pH darah. Buffer pH yang dimaksud adalah bikarbonat dan karbondioksida. Dalam kondisi yang normal keduanya berada dalam keadaan setimbang.
Jika lebih banyak asam yang masuk kedalam aliran darah, maka akan dihasilkan bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Sebaliknya, jika lebih banyak basa yang masuk kedalam aliran darah maka dihasilkan lebih banyak karbondioksida daripada bikarbonat.

Ketiga, tubuh kita juga melakukan pembuangan karbondioksida yang dihasilkan dari metabolisme oksigen. Karbondioksida ini terus-menerus dihasilkan oleh sel. Caranya pembuangannya? Darah akan mengangkut karbondioksida ke paru-paru, dan kemudian dikeluarkan melalui hembusan nafas kita.
Nah, pusat kendali pernafasan di otak akan mengatur banyaknya karbondioksida yang dihembuskan dengan cara mengontrol kecepatan dan kedalaman hembusan. Ketika pernafasan meningkat, kadar karbondioksida dalam darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Sebaliknya jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida dalam darah meningkat sehingga darah menjadi lebih asam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit tentang Asidosis Metabolik